Jumat, 16 Januari 2015

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Daur Karbon"



PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
“DAUR KARBON”



DISUSUN OLEH :
Voni Mauliana
F16112007
Kelompok 4
Pendidikan Biologi Reguler B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Makhluk hidup saling bergantung satu sama lain. Seperti hubungan antara produsen dan konsumen. Pada siklus karbon terdapat juga hubungan antara produsen dan konsumen, hal ini mutlak adanya dan hal ini berguna untuk menjaga kestabilannya tersebut. Pada siklus karbon ini baik produsen maupun konsumen memilki peran masing-masing yang tentu saja sangat penting dalam proses terjadinya hubungan antara produsen dan konsumen. Untuk dapat mengetahuinya hubungan antara produsen dan konsumen maka dalam praktikum ini dilakukan percobaan Daur Karbon.

B.     Masalah
Bagaimana mengetahui hubungan antara produsen dan konsumen didalam ekosistem?

C.    Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari hubungan antara produsen dan konsumen di dalam ekosistem.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Daur karbon merupakan proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Di atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%. Sumber-sumber CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbo­­­­­­­­­­­­­­n dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara.
Dari hasil penelitian sumber karbon dalam bentuk glukosa atau maltosa meningkatkan aktifitas enzim dalam sel Bacillus sp. Pada kondisi anaerob karbondioksida direduksi menjadi metan (CH­4) oleh mikroorganisme. Bakteri Methylococcus mampu mengoksidasi metan menjadi karbon dioksida. Aspek penting lain dari karbon adalah reaksi nonbiologi yaitu pertukaran antara karbon dioksida, karbonat dan bikarbonat yang umum terjadi dalam perairan. Pada kondisi tertentu karbonat akan berpresipitasi dengan membentuk batu kapur (lime stone) (Muslimin.L.W.1996).
Di dalam ekosistem terjadi proses yang disebut siklus materi dan aliran energy. Energy didefinisikan sebagai kemampuan untuk melanjutkan kerja. Energy yang dimiliki oleh setiap organisme adalah energi kimia yang diperoleh dari makanannya dalam bentuk protein, karbohidrat, lemak dan sebagainya. Energy tersebut diciptakan pertama kali pada tingkatan produsen (tumbuhan hijau) dengan mengubah energy matahari ke dalam bentuk energy potensial. Perlu diketahui bahwa energy di dalam ekosistem ini tuduk pada hukum Termodinamika II. Aliran energy dalam ekosistem akan selalu seirama dengan siklus materi. Kedua proses tersebut berjalan melalui rantai makanan dan jarring makanan. Di samping itu, di alam juga terjadi siklus biogeokimia yaitu peredaran bahan abiotik dari lingkungan melalui komponen biotic dan kembali lagi ke lingkungan. Siklus biogeokimia dikelompokkan ke dalam tipe siklus gas (gas karbon, nitrogen, belarang), siklus padatan / siklus sedimen (fosfor), dan tipe siklus air (hidrologi) (Indriyanto, 2006).
Jika aliran energy merupakan arus satu arah yang diperbarui terus dari pasokan SS, aliran materi yang diperlukan dunia kehidupan pada dasarnya bersifat dua arah karena bahan-bahan kimia terbatas persediaannya hingga harus digunakan lagi menurut proses perputaran (siklus). Karena proses siklus materi tidak hanya terjadi dalam tubuh organism (biota), tetapi berlangsung juga dalam linkungann abiotik, proses ini disebut siklus biogeokimia (Wirakusumah, 2003).
Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus karbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor apa yang mempengaruhi hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor yang mempengaruinya. Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari produsen ke konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat, sedangkan energy foton matahari digunakan sebagai pemasok energi yang utama. produsen memerlukan CO2 yang dihasilkan konsumen untuk melakukan fotosintesis. Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen untuk melangsungkan kehidupannya (Anshory, 1984).
Suatu ekosistem terdiri dari semua organisme yang hidup dalam suatu komunitas dan juga semua faktor-faktor abiotik yang berinteraksi dengan organisme tersebut. Sebagai tingkatan yang paling inklusif dalam hirarki organisasi biologis, suatu ekosistem melibatkan 2 proses yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya pada tingkat yang lebih rendah, yaitu aliran energi dan siklus kimia (Campbell, 2004).
Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbondioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air (Setyo,2007).




BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat
Waktu             : 4 November 2014
Tempat            : Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP UNTAN Pontianak.

B.     Alat dan Bahan
Alat
Bahan
8 tabung/botol biakan tertutup
Siput kecil
Sumber cahaya
Hydrilla sebagai produsen
Kamar gelap
Larutan bromthymol blue
Alat tulis
Air
C.    Cara Kerja
1.      Disiapakan percobaan A dan B, masing-masing terdiri dari 4 tabung/ botol biakan tertutup. Tabung-tabung tersebut diberi tanda dengan kode A1, A2, A3, A4, dan B1, B2,  B3, B4. Untuk setiap percobaan dibuat 3 kali ulangan.
2.      Setiap tabung diisi dengan jumlah air yang sama sampai permukaan air kira-kira 20mm di bawah mulut tabung.
3.      Setiap tabung ditambahkan 3 s/d 5 tetes Bromthymol Blue
4.      Pada tabung A1 dan B1 dimasukkan siput/ikan kecil, tabung A2 dan B2 dimasukkan siput/ikan kecil dan Hydrilla sp., tabung A3 dan B3 dimasukkan Hydrilla sp., dan hanya air dimasukkan ke dalam tabung A4 dan A4 sebagai kontrol.
5.      Semua tabung biakan ditutup rapat agar kedap udara
6.      Untuk percobaan A diletakkan di tempat terang (terkena cahaya matahari) dan percobaan B di tempat gelap.
7.      Tabung biakan tersebut diamati setelah 24 jam kemudian dan dicatat semua warna indikator dari setiap tabung (dibuat dalam tabel), serta perubahan yang mungkin terjadi dengan siput dan Hydrilla sp.
8.      Setelah itu tabung biakan A (tempat terang) dipindahkan ke tempat terang dan tabung biakan B (tempat gelap) dipindahkan ke tempat terang. Lalu perubahannya dicatat setelah 24 jam dipindahkan. Perpindahan ini diulangi selama 7 hari.
9.      Setelah pengamatan selama 7 hari, diambil kesimpulan bagaimana proses daur karbon yang terjadi pada percobaan ini.




BAB IV
ANALISI DATA
A.    Hasil Pengamatan

Tabung
Perlakuan
Hari ke-
1
2
3
4
5
6
7
A (Tempat terang)
A1 (siput)
0
+
+
+
++
+ +
+ +
A2 (siput + Hydrilla sp.)
0
+
+
+ +
+ +
+ +
+ +
A3 (Hydrilla sp.)
0
0
+
+
++
+
+
A4 (Aquades)
0
0
0
0
0
0
0
B (Tempat gelap)
B1 (siput)
0
+
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
B2 (siput + Hydrilla sp.)
0
+
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
B3 (Hydrilla sp.)
0
+
+
+
+
+ +
++
B4 (Aquades)
0
0
0
0
0
0
0

Keterangan :
0        = Jernih
+    = Biru Kekuningan
++  = Agak Kekuningan
+++ = Kuning Kemerahan
B.     Pembahasan
Pada praktikum  ini dilakukan percobaan Daur Karbon yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara produsen dan konsumen di dalam ekosistem. Pada praktikum ini digunakan Lymnaea sp. dan Hydrilla verticillata. Penggunaan tumbuhan dan hewan bertujuan untuk mengetahui peristiwa daur karbon yang terjadi pada suatu bentuk ekosistem buatan yang sederhana yakni dalam tabung biakan tertutup. Hydrilla sp. melakukan proses fotosintesis dan  menghasilkan oksigen (O2) dan glukosa (C6H12O6), dimana O2 tersebut akan dimanfaatkan oleh siput untuk berespirasi dan glukosa sebagai sumber energi. Percobaan dilakukan di dua tempat yang berbeda yaitu di tempat terang dan di tempat gelap. Hal itu dimaksudkan untuk melihat perbedaan proses fotosintesis dan respirasi yang dilakukan oleh Hydrilla sp. serta proses respirasi dan metabolisme yang dilakukan oleh siput pada tempat yang berbeda, dimana pada tempat terang cahaya matahari didapat untuk melakukan proses fotosintesis Hydrilla sp. serta untuk membandingkan apakah cahaya berpengaruh terhadap siklus karbon pada ekosistem aquatik.
Penggunaan Lymnaea sp.  pada praktikum ini untuk melihat peristiwa fotosintesis dalam air yang merupakan tempat hidup dari Lymnaea sp. Selain itu, Lymnaea sp. mempunyai cangkang yang berupa kalsium karbonat yang berasal dari kombinasi Ca dan CO2. Kalsium karbonat terbentuk karena proses fotosintesis tumbuhan laut sehingga cangkang merupakan suatu bukti adanya daur karbon dan ketika Lymnaea sp. itu mati, air dapat melarutkan kalsium karbonat, karena adanya CO2 yang terlarut. Sedangkan penggunaan Hydrilla verticillata karena merupakan tumbuhan air yang kosmopolit atau ditemukan dimana-mana. Penggunaan Bromthymol Blue sebagai larutan indikator dari asam dan basa, terbentuknya warna kuning menunjukan kalau larutan bersifat asam (kadar CO2 yang tinggi) dan berwarna biru bila larutan bersifat basa (kadar O2 berlebih). Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan A (tempat terang) dan percobaan B (tempat gelap) pada hari pertama belum mengalami perubahan karena warna air masih jernih. Namun pada hari ke-2 telah terjadi perubahan pada tabung percobaan. Pada tabung A1 (siput) dan B1(siput) berwarna agak kekuningan yang menunjukkan terjadinya proses respirasi yang dilakukan siput menghasilkan kadar CO2 yang cukup tinggi. Respirasi adalah proses pemecahan glukosa dengan menggunakan oksigen (O2) dan menghasilkan CO2 dan H2O serta energi, dimana siput mengambil O2 dari air dan udara yang ada di dalam tabung. Selanjutnya menghasilkan CO2, sehingga warna pada larutan menjadi berwarna agak kekuningan.
Pada tabung A2 dan B2 (siput + Hydrilla sp.) berwarna agak kekuningan, menunjukkan terjadinya proses daur karbon yang melibatkan siput dan Hydrilla sp. dalam tabung tersebut. Pada botol A2 dan B2 menunjukan proses daur karbon. Daur karbon ini berlangsung secara terus menerus tanpa henti. Dimana didalamnya tedapat proses panjang dan menggunakan waktu yang lama. Daur dalam botol ini Hydrilla sp. membutuhkan CO2 dalam fotosintesis dan mengeluarkan O2. Dimana O2 dibutuhkan oleh Lymnaea sp. dalam respirasi yang menghasilkan CO2. selanjutnya CO2 yang dihasilkan digunakan oleh Hydrilla sp. untuk fotosintesis, dan begitu selanjutnya. Kandungan CO2 lebih kecil bila diletakkan pada tempat terang karena adanya Hydrilla verticillata yang menggunakannya untuk proses fotosintesis. Tetapi kadar CO2 lebih banyak pada tempat gelap karena tidak adanya cahaya untuk fotosintesis. Pada botol A3 dan A4 merupakan reaksi fotosintesis, dimana terjadi pembentukan oksigen melalui proses fotosintesis. Kandungan oksigen yang tinggi pada gelas piala ini ditunjukan dengan air berwarna biru, terutama pada saat botol diletakkan pada tempat terang. Tetapi, pada tempat gelap, air tidak berubah menjadi biru karena tumbuhan menghasilkan CO2. Hal ini dikarenakan tidak adanya cahaya yang digunakan untuk fotosintesis oleh Hydrilla verticillata, sehingga Hydrilla verticillata melakukan respirasi yang menggunakan oksigen dan menghasilkan karbon dioksida (CO2). Sedangkan pada botol A4 dan B4 yang menjadi kontrol, tidak terjadi perubahan warna sehingga air tetap jernih.





BAB V
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Percobaan dilakukan di dua tempat yang berbeda yaitu di tempat terang dan di tempat gelap. Hal itu dimaksudkan untuk melihat perbedaan proses fotosintesis dan respirasi yang dilakukan oleh Hydrilla sp.
2.      Penggunaan Lymnaea sp.  pada praktikum ini untuk melihat peristiwa fotosintesis dalam air yang merupakan tempat hidup dari Lymnaea sp.
3.      Hydrilla verticillata karena merupakan tumbuhan air yang kosmopolit atau ditemukan dimana-mana.
4.      Respirasi adalah proses pemecahan glukosa dengan menggunakan oksigen (O2) dan menghasilkan CO2 dan H2O serta energi, dimana siput mengambil O2 dari air dan udara yang ada di dalam tabung. Selanjutnya menghasilkan CO2, sehingga warna pada larutan menjadi berwarna agak kekuningan.

B.     Saran
Pengamatan sebaiknya dilakukan dengan teliti, melihat perubahan yang terjadi disetiap pengamatan, sehingga data yang didapat tidak mengada-ada.



DAFTAR PUSTAKA
Anshory, I. 1984. Biologi umum. Bandung : Genesa Exact
Campbell, et al. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta; PT. Bumi Aksara
Muslimin.L.W.1996. Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta : UI Press.
Setyo, L. 2007. Ekologi. Malang : Bay0media Publishing
Wirakusumah, S. 2003. Dasar- Dasar Ekologi. Jakarta: UI Press




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Faktor Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN ”PENGARUH FAKTOR IKLIM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN” DISUSUN OLEH : Voni Maul...