LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
”FENOLOGI”
DISUSUN OLEH :
Voni Mauliana
F16112007
Pendidikan
Biologi Reguler B 2012
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Fenologi
merupakan sebuah respon dari tanaman terhadap faktor-faktor lingkungan pada
suatu daerah yang mana merupakan manifestasi dari interkasi komponen
struktur dan fungsi tanaman terhadap lingkungannya. Fenologi tumbuhan adalah kalender dari
peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah kehidupan tumbuh-tumbuhan seperti
waktu pertunasan, waktu pertumbuhan daun baru, waktu pengguran daun, waktu
berbuah, waktu berbunga sertawaktu pertumbuhan diameter batang. Fenologi dan
laju perkembangan suatu tanaman dipengaruhi oleh berbagai penyusun faktor iklim
seperti suhu, panjang hari dan persediaan air. Fenologi pada daerah tropik
memiliki sejumlah ciri-ciri yang khas jika dibandingkan dengan daerah temperat.
Sifat-sifat fenologi yang menentukan kerangka sementara
di mana bahan tersebut mengalami pertumbuhan.
B. Masalah
Bagaimanakah
perkembangan kacang hijau dari germinasi hingga berusia 7 -8 minggu?
C. Tujuan
Untuk mengamati
perkembangan kacang hijau dari germinasi hingga berusia 7-8 minggu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fenologi tumbuhan adalah
kalender dari peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah kehidupan
tumbuh-tumbuhan seperti waktu pertunasan, waktu pertumbuhan daun baru, waktu
pengguran daun, waktu berbuah, waktu berbunga sertawaktu pertumbuhan diameter
batang. Fenologi dan laju perkembangan suatu tanaman dipengaruhi oleh berbagai
penyusun faktor iklim seperti suhu, panjang hari dan persediaan air. Fenologi pada daerah tropik memiliki sejumlah
ciri-ciri yang khas jika dibandingkan dengan daerah temperat. Sifat-sifat fenologi yang
menentukan kerangka sementara di mana bahan tersebut mengalami pertumbuhan (Odum, 1998).
Fenologi
pada daerah tropic memiliki sejumlah cirri-ciri yang khas jika dibandingkan
dengan daerah temprat. Sifat-sifat
fenologi yang menentukan kerangka sementara dimana bahan tersebut mengalami
pertumbuhan. Sebagai sebuah individu, tanaman harus mampu menanggapi atau dapat
memberikan respon untuk dapat hidup pada lingkungan di dunia ini. Satu strategi
yang sesuai untuk satu populasi tanaman adalah bila semua inndividu memiliki
resistensi terhadap suatu kerusakan atau mampu memberikan berbagai macam
respon. Didalam respon tersebut mungkin diungkapkan sebagai fenotif yang
berbeda diantara individu atau di dalam individu pada waktu yang berbeduntuk
satu pupulasi( Fitter, dan Hay , 1991).
Proses pertumbuhan menunjukkan pertambahan ukuran dan berat kering yang
tidak dapat balik (irreversibel) yang mencerminkan pertambahan protoplasma
mungkin karena ukuran dan jumlahnya bertambah. Pertambahan protoplasma melalui
reaksi di mana air, CO2, dan garam-garaman organik dirubah
menjadi bahan hidup yang mencakup pembentukan karbohidrat (proses
fotosintesis), pengisapan dan gerakan air dan hara (proses absorbs dan
translokasi), penyusunan perombakan protein dan lemak dari elemen C dari
persenyawaan organik (proses metabolisme) dan tenaga kimia yang dibutuhkan
didapat dari respirasi. Tiga fase utama yang mudah dikenali yaitu fase
logaritmik, fase linier, fase penuaan (Salisbury,1992).
Fase logaritmik, ukuran bertambah
secara eksponsial sejalan dengan waktu. Ini berarti laju pertumbuhan lambat
pada awalnya tetapi kemudian meningkat terus laju berbanding lurus dengan
ukuran organisme, semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh. Fase linear, pertambahan ukuran
berlangsung secara konstan, biasanya pada laju maksimum selama beberapa waktu
lamanya. Pada batang tak bercabang fase linear disebabkan oleh aktivitas yang
konstan dari meristem apikal. Fase penuaan, laju pertumbuhan
yang menurun saat pertumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua. (Salisbury,1992).
Dalam fenologi terdapat fase vegetatif dan fase
reproduktif. Fase vegetatif tampak dari perkembangan akar,
batang, dan daun. Fase ini berhubunga dengan pembelahan sel, pemanjangan sel,
dn tahap pertama diferensiasi. Dalam proses pembalahan sel diperlukan
karbohidrat dalam jumlah yang besar karena dinding sel terbentuk dari selulosa
dan protoplasmanya dari gula. Pembelahan sel terjadi dalam jaringan
meristematis pada titik tumbuh batang daun, ujung akar, dan kambium.
Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh faktor abiotik
seperti iklim. Iklim memegang peranan yang penting dalam penentuan jenis
kultivar tanaman yang dibudidayakan dalam penentuan hasil akhir, keberhasilan
produksi tanaman mensyaratkan penggunaan sumber daya iklim seperti penyinaran
matahari, karbondioksida, dan ai secara efisien (anonim, 2007).
Keseimbangan air adalah faktor iklim utama yang
mempengaruhi tumbuhan. Ketersediaan air menentukan musim-musim pertumbuhan yang mungkin ada.
Walaupun demikian suhu dapat berpengaruh besar terhadap laju pertumbuhan daun
dan laju perkembanga tanaman di daerah tropik. Fenologi dan laju perkembangan
suatu tanaman tergantung faktor iklim seperti suhu, hara, dan persediaan hara. Sifat-sifat khas fenologi menentukan kerangka sementara dimana bahan
kering didistribusikan keberbagai bagian tanaman. Titik-titik kardinal fenologi
jagung yang diakui secara luas adalah perkecambahan, inisiasi bunga, pembuangan
(antesis dan perambuatan), dan kemasakkan fisiologi. Untuk jagung-jagung
didaerah tropik, penanaman sampai pemasakan biji ditentukan oleh ; suhu,
ketersedian lengas, pengiliran tanaman, dan kebutuhan ketersdian pangan yang
tepat waktu. Laju perkecambahan akan menurun dengan menurunnya potensial lengas
tanah. Suhu tanah 26 – 300 C adalah optimun pada waktu perkecambahan
semai awal (Dirjen Dikti, 1987).
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini di laksanakan pada hari selasa tanggal
4 November 2014 pukul 09: 30 – selesai di Laboratorium
Biologi FKIP UNTAN Pontianak.
B.
Alat
dan Bahan
a.
Alat
1. Kapiler
2. Pengaris
atau meteran
3. Kertas
berpetak
4. Timbangan
5. Pot
6. Embrat
b.
Bahan
1. Biji
kacang hijau
2. Tanah
3. Air
C.
Cara
kerja
1. Praktikum
ini dilakukan bersamaan dan menggunakan praktikum pengaruh faktor iklim
terhadap pertumbuhan tanaman.
2. Dicatat
perkembangan semenjak tahap germinasi, saat kotiledon mulai tampak, saat daun
pertama muncul, saat pertumbuhan daun masa vegetatif, saat mulai reproduktif.
Agar tidak kehilangan periode tersebut pengamatan dilakukan setiap hari.
3. Dicatat
data temperature udara, presipitasi, kelembaban dan cahaya setiap hari. Dicatat
hal lain yang mungkin terjadi.
4. Dianalisa
data dan dibuat grafiknya.
5. Dibandingkan
fenologi tanaman kacang hijau dikedua tempat.
BAB IV
ANALISIS
DATA
A.
Hasil
pengamatan
Tabel 1 Pengamatan
fenologi tanaman kacang hijau daerah naungan (A)
No
|
Hari
ke-
|
Pengamatan
|
1
|
1
|
Kotiledon
|
2
|
3
|
1
daun
|
3
|
5
|
2
daun
|
4
|
22
|
9
daun
|
5
|
36
|
Daun
gugur 2
|
6
|
44
|
Daun
ada yang layu dan banyak yang gugur
|
7
|
39
|
Batang
ada yang patah dan tanaman layu
|
Tabel 2 Pengamatan
fenologi tanaman kacang hijau daerah lapangan (B)
No.
|
Hari
ke-
|
Pengamatan
|
1
|
1
|
Kotiledon
|
2
|
5
|
2
daun
|
3
|
23
|
8
daun
|
4
|
29
|
11
daun
|
5
|
41
|
14
daun
|
6
|
45
|
Tumbuhan
mulai berbunga
|
B. Pembahasan
Praktikum Fenologi ini bertujuan untuk mengamati
perkembangan kacang hijau dari germinasi hingga berusia 7-8 minggu, bahan yang
digunakan yaitu biji kacang hijau (Phaseolus
radiatus) serta media untuk menanamnya. Biji kacang hijau tumbuh dimulai
dari fase pertunasan, munculnya daun baru, pengguguran daun, waktu berbunga dan
berbuah selama 2 bulan di tempat naungan dan lapangan. Berdasarkan hasil
pengamatan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan di kedua tempat
tersebut. Pada naungan, tumbuhan lebih cepat layu dibandingkan tempat terbuka
(lapangan) yang mengakibatkan pertumbuhan kacang hijau di tempat ternaung tidak
semaksimal pertumbuhan kacang hijau di lapangan. Hal ini dikarenakan kondisi
lingkungan pada tempat naungan yang tidak tembus oleh sinar matahari, sehingga
tanaman yang berada di naungan tidak dapat mengalami atau melakukan proses
fotosintesis dengan sempurna dibandingkan dengan tanaman yang berada
dilapangan. Sedangkan pada tanaman yang diletakkan dilapangan, kondisi
lingkungannya sesuai, dari factor cahaya, curah hujan dan lain-lain yang sesuai
selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan
menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa
reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai
tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua
rangsangan yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari
(Mugnisjah dan Setiawan, 1995).
Selain beberapa hal tadi yang menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan perkecambahan, perkecambahan ini juga tergantung pada
imbibisi yaitu penyerapan air akibat potensi air yang rendah pada biji
yang kering. Air yang berimbibisi menyebabakan biji kacang hijau
mengembang dan memecahkan kulit dan memicu perubahan metabolik pada embrionya
yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim akan mulai
mencerna bahan yang disimpan pada kotiledon dan nutriennya berpindah ke bagian
embrio yang sedang tumbuh adapun organ yang muncul dari biji berkecambah adalah
radikula yaitu akar embrionik. Epikotil menyebabkan helai daun pertama melebar
dan bewarna hijau dan mampu berfotosintesis.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
1. Pada
naungan, tumbuhan lebih cepat layu dibandingkan tempat terbuka (lapangan) yang
mengakibatkan pertumbuhan kacang hijau di tempat ternaung tidak semaksimal
pertumbuhan kacang hijau di lapangan.
2. kondisi
lingkungan pada tempat naungan yang tidak tembus oleh sinar matahari, sehingga
tanaman yang berada di naungan tidak dapat mengalami atau melakukan proses
fotosintesis dengan sempurna dibandingkan dengan tanaman yang berada dilapangan.
3. pada
tanaman yang diletakkan dilapangan, kondisi lingkungannya sesuai, dari factor
cahaya, curah hujan dan lain-lain yang sesuai selama pertumbuhan akan
merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih.
4. Kebanyakan
speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya
belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan
dengan ini terdapat dua rangsangan yang menyebabkan perubahan itu terjadi,
yaitu suhu dan panjang hari.
5. Perkecambahan
tergantung pada imbibisi yaitu penyerapan air akibat potensi air yang
rendah pada biji yang kering.
B.
Saran
Praktikan dan assisten sebaiknya dapat lebih
memperhatikan lagi dalam melakukan pengamatan praktikum ini karena praktikum
ini dilakukan dalam waktu yang cukup lama, sehingga pertumbuhan biji kacang
hijau dapat lebih terawasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2001. Analisa Vegetasi.
http://www.nakertrans.go. id/. Diakses 15 Januari 2010
Dirjen Dikti. 1987. Fisiologi
Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta: UGM Press.
Fitter dan Hay. 1991. Fisiologi
Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Michael, P. 1997. Metode
Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta : UI
Press.
Odum, E. P. 1998. Dasar-dasar
Ekologi. Yogyakarta : UGM Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar